Tak ada sesuatu pun yang dapat memisahkanku dari kasih Kristus
Lynne
FCJ, MaryAnne FCJ,
dan Anouska FCJ (tiga suster FCJ dari United Kingdom - Inggris) mengajakku
berkunjung ke kapel kecil di atas bukit, 20 menit berjalan kaki dari Loyola. Ke tempat ini konon
menurut cerita, Inigo
sering datang untuk berdoa. Pk. 14.00
kami mulai berjalan menyusuri jalur indah menaiki bukit. Cuaca cerah, langit
biru, bumi hijau. Sungguh, tempat yang indah. Sempurna. Seluruh
bumi sujud menyembah kepada-Mu dan bermazmur bagi-Mu (Mzm. 66: 4).
Kapel yang kami tuju merupakan bangunan
sederhana. Sangkaku itu adalah rumah penduduk namun
nyatanya itulah kapel tujuan kami.
Bangunannya terbuat dari batu, berpintu satu, dan berlantai kayu dengan
kapasitas tak lebih untuk lima puluh orang. Nampak tua dan sunyi. Tidak ada
Corpus Christo melainkan patung kecil Bunda Maria memeluk Bayi Yesus. Dibandingkan dengan Basilika Loyola, bangunan ini hampir-hampir tak ada artinya. Begitu masuk,
atmosfer hening dan roh yang lembut seketika menyambutku. Lampu tidak
dinyalakan sehingga suasana remang-remang. Dalam hening 30 menit kami duduk di
hadapan Tuhan. UndanganNya bagiku hanyalah duduk, hadir di hadapanNya, hening.
Hatiku dipenuhi oleh kebahagiaan dan kedamaian. Dari jauh terdengar sayup-sayup
lonceng gereja dengan nada “Ave maria”. Lembut merasuki hatiku. Tak heran jika St. Ignasius mencintai tempat
ini.
Sebelum
kami keluar, Lynne mengusulkan kalau para FCJ bisa bersama bersujud di depan
altar dan menyanyikan lagu “Magnificat”. Begitu kami berempat sujud di
hadapan Maria, air mataku mulai berlinang-linang. Kekuatanku kurasakan meleleh
di hadapan Maria. Dalam rasa tidak pantas dan penuh kelemahan diri kami
menghadap Maria, mengharap bantuannya agar semakin mampu mengasihi Puteranya.
Dan ia berdiri di sana, tersenyum. Persahabatan FCJ kurasakan begitu kuat di
antara kami dan untuk beberapa saat aku tidak bisa menyanyi sebab perasaanku tercekat oleh air mata. Sebelum
pulang, kupeluk MaryAnne dan kukatakan, “Aku sangat bahagia menjadi Sahabat Setia Yesus.
Tidak ada satupun yang dapat memisahkanku dari kasih Tuhan, tidak penderitaan
maupun duka cita, tidak kesulitan,
penganiayaan,
pun kematian.”
Ia menjawab,
“Aku pun demikian.”
Untuk menyandang
nama ini, Sahabat Setia Yesus, aku akan
memberikan segala yang kupunya – seluruh diriku (Marie Madeleine – pendiri FCJ).